Larangan Haji – Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik, mental, maupun finansial. Namun, dalam pelaksanaan haji, terdapat berbagai larangan yang harus diikuti oleh setiap jamaah, baik perempuan maupun laki-laki. Adanya larangan dalam haji bukan sebagai bentuk untuk menyulitkan umat islam yang tengah beribadah haji. Akan tetapi justru demi kebaikan, sebab setiap adanya ketetapan dan larangan yang Allah SWT perintahkan, sudah barang pasti semuanya memiliki makna yang baik.
A. Larangan Umum bagi Jamaah Haji
Sebelum membahas larangan spesifik bagi perempuan dan laki-laki, penting untuk mengetahui beberapa larangan umum yang berlaku untuk semua jamaah haji. Larangan-larangan ini meliputi:
- Menggunakan Wewangian: Setelah memasuki keadaan ihram, jamaah dilarang menggunakan parfum atau wewangian apa pun.
- Memotong Kuku dan Rambut: Dalam keadaan ihram, jamaah tidak boleh memotong kuku atau rambut hingga tahallul.
- Berburu dan Membunuh Binatang: Jamaah dilarang berburu atau membunuh binatang saat dalam keadaan ihram.
- Melakukan Perbuatan Maksiat: Larangan ini mencakup segala bentuk perbuatan dosa, termasuk perkataan kotor dan perselisihan.
- Meminang ataupun Menikah: Saat sedang berihram maka seseorang dilarang untuk meminang ataupun menikah.
Baca juga: Rukun Haji dan Umroh Yang Perlu Diketahui
B. Larangan Khusus bagi Laki-Laki
Selain larangan umum di atas, terdapat beberapa larangan yang khusus berlaku bagi jamaah laki-laki:
- Memakai Pakaian Berjahit: Laki-laki yang sedang berihram tidak diperbolehkan mengenakan pakaian berjahit, termasuk celana dalam, kemeja, dan kaos. Mereka hanya diperbolehkan mengenakan dua lembar kain ihram yang tidak dijahit.
- Menutup Kepala: Jamaah laki-laki dilarang menutup kepala dengan benda apa pun seperti topi, turban, atau bahkan kain ihram. Namun, mereka diperbolehkan menggunakan payung untuk melindungi diri dari panas matahari.
- Memakai Sepatu yang Menutup Mata Kaki: Dalam keadaan ihram, laki-laki tidak diperbolehkan memakai sepatu yang menutup mata kaki. Mereka hanya diperbolehkan memakai sandal atau alas kaki yang terbuka.
C. Larangan Khusus bagi Perempuan
Adapun larangan khusus bagi jamaah perempuan meliputi:
- Menutup Wajah dan Telapak Tangan: Perempuan yang sedang berihram tidak diperbolehkan menutup wajah dan telapak tangan. Meskipun demikian, mereka tetap diperbolehkan memakai pakaian yang longgar dan menutup aurat lainnya sesuai dengan syariat Islam.
- Menggunakan Sarung Tangan: Larangan ini sejalan dengan larangan menutup telapak tangan. Perempuan tidak diperbolehkan memakai sarung tangan selama dalam keadaan ihram.
D. Larangan dalam Aktivitas Ibadah
Selain larangan-larangan di atas, terdapat pula beberapa larangan yang berkaitan dengan aktivitas ibadah selama di Tanah Suci:
- Mengambil Tanah, Batu, atau Tumbuhan di Tanah Suci: Jamaah dilarang mengambil tanah, batu, atau tumbuhan dari area Masjidil Haram atau tanah haram lainnya sebagai oleh-oleh atau cenderamata.
- Menyakiti atau Menyakiti Orang Lain: Larangan ini mencakup segala bentuk tindakan yang dapat menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun verbal.
- Berkelahi atau Berselisih: Jamaah harus menjaga keharmonisan dan tidak terlibat dalam pertengkaran atau perselisihan selama pelaksanaan ibadah haji.
Baca juga: Berapa Hari Haji Plus Dilaksanakan, Simak Selengkapnya!
E. Sanksi bagi Pelanggar Larangan
Pelanggaran terhadap larangan-larangan haji dapat mengakibatkan sanksi yang harus dipenuhi oleh jamaah. Sanksi tersebut dikenal dengan istilah “dam”, yaitu denda yang dapat berupa:
- Menyembelih Kambing: Pelanggar diwajibkan menyembelih seekor kambing dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin di Tanah Suci.
- Berpuasa: Alternatif lain untuk sanksi adalah berpuasa selama tiga hari di Tanah Suci atau sepuluh hari setelah kembali ke tanah air.
- Memberi Makan Orang Miskin: Jamaah dapat memberi makan enam orang miskin di Tanah Suci sebagai bentuk sanksi atas pelanggaran yang dilakukan.
F. Etika dan Adab dalam Pelaksanaan Haji
Selain larangan-larangan yang telah disebutkan, penting bagi jamaah untuk mematuhi etika dan adab selama pelaksanaan haji. Hal ini meliputi:
- Menjaga Kebersihan: Jamaah harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, termasuk tidak membuang sampah sembarangan.
- Bersikap Sabar dan Toleran: Mengingat banyaknya jumlah jamaah haji, sikap sabar dan toleran sangat diperlukan untuk menjaga keharmonisan dan kenyamanan bersama.
- Memperbanyak Ibadah: Jamaah diharapkan memperbanyak ibadah, seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an, selama berada di Tanah Suci.
G. Wajib Haji: Ketentuan dan Pentingnya
Selain larangan-larangan yang harus dipatuhi selama pelaksanaan ibadah haji, terdapat juga beberapa kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap jamaah. Wajib haji adalah amalan yang jika ditinggalkan atau dilanggar, jamaah diwajibkan membayar denda atau dam untuk menyempurnakan hajinya. Berikut beberapa wajib haji yang harus dipahami oleh jamaah:
- Ihram dari Miqat: Jamaah harus mengenakan ihram dan berniat haji dari tempat-tempat yang telah ditentukan (miqat). Miqat adalah lokasi yang telah ditetapkan sebagai batas untuk memulai ihram, dan setiap jamaah harus mematuhinya sesuai dengan rutenya masing-masing.
- Mabit di Muzdalifah: Setelah wukuf di Arafah, jamaah wajib bermalam di Muzdalifah, sebuah area antara Arafah dan Mina. Tidak ketinggalan juga untuk mengumpulkan batu kerikil saat berada di Muzdalifah. Tujuan batu kerikil tersebut dikumpulkan ialah untuk pelaksaan wajib haji selanjutnya berupa melontar jumrah.
- Melontar Jumrah: Sebagai bentuk simbolis dari perlawanan terhadap godaan setan. Kerikil yang sudah dikumpulkan saat di Muzdalifah sudah boleh dilemparkan di Mina tentunya pada tanggal tertentu mulai dari 10 Dzulhijjah dan juga pada 11,12 hingga 13 Dzulhijjah yang merupakan hari tasyrik.
- Mabit di Mina: Pada hari-hari Tasyrik, jamaah wajib bermalam di Mina. Selama berada di Mina, jamaah melakukan lontar jumrah setiap hari dan melaksanakan berbagai ibadah.
- Thawaf Wada’: Thawaf perpisahan ini dilakukan oleh jamaah haji sebelum meninggalkan Mekah. Thawaf Wada’ menandai akhir dari ibadah haji dan wajib dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Baitullah.
Dengan mengetahui apa saja larangan haji serta kewajiban yang harus dilaksanakan, diharapkan saat ibadah haji yang anda lakukan dapat lebih khusyuk dan sah. Setiap jamaah harus benar-benar mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang cukup mengenai kewajiban ini agar dapat melaksanakannya dengan tepat.
Di Mabruk Tour, kami menyediakan panduan lengkap dan pembekalan intensif mengenai wajib haji, memastikan setiap jamaah memahami dan dapat melaksanakan semua kewajiban dengan benar. Dengan bimbingan yang tepat, kami berharap setiap jamaah dapat menjalani ibadah haji dengan khusyuk dan meraih haji mabrur yang diidamkan.
Pelaksanaan ibadah haji adalah puncak dari rukun Islam yang membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan kepatuhan terhadap segala aturan yang ditetapkan. Larangan-larangan haji, baik yang bersifat umum maupun khusus, bertujuan untuk menjaga kesucian dan keikhlasan ibadah. Dengan mematuhi larangan-larangan tersebut, jamaah dapat melaksanakan haji dengan benar dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Di Mabruk Tour, kami berkomitmen untuk membantu jamaah haji dalam memahami dan mematuhi setiap larangan haji agar pelaksanaan ibadah berjalan lancar dan penuh berkah. Dengan pembekalan dan bimbingan yang tepat, kami berharap setiap jamaah dapat meraih haji yang mabrur.
Baca juga: Haji Plus – Pengertian, Keunggulan, Syarat & Cara Daftarnya
H. Kelebihan Layanan Haji dari Mabruk Tour
Mabruk Tour menawarkan berbagai kelebihan yang membuat perjalanan haji anda menjadi lebih nyaman dan berkesan. Kami menyediakan layanan bimbingan yang komprehensif mulai dari persiapan di tanah air hingga pelaksanaan ibadah di Tanah Suci. Setiap jamaah akan mendapatkan panduan lengkap dari tim profesional yang berpengalaman, sehingga setiap tahap ibadah dapat dilaksanakan dengan benar dan khusyuk. Kemudian agar lebih memudahkan para jamaah haji, kami turut memilih berbagai akomodasi yang dekat baik Masjid Nabawi dan Masjidil Haram yang tentunya strategi dan juga nyaman.
Selain itu, Mabruk Tour memberikan layanan transportasi yang aman dan terjamin, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan. Kami juga memiliki program kesehatan yang didukung oleh tim medis profesional untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan jamaah selama di Tanah Suci. Dengan Mabruk Tour, anda tidak hanya mendapatkan layanan haji yang memadai, tetapi juga pengalaman spiritual yang tak terlupakan.